Khusus di keluarga suami, ada tradisi lebaran yang selalu ditunggu para anak-cucu dan keponakan. Bukan hanya hidangan berlimpah khas lebaran semacam opor dan kawan-kawannya, tapi juga tradisi lainnya. Pembagian amplop! Yap, momen pembagian amplop berisi uang, atau biasa dikenal juga dengan istilah salam tempel, dari para oom & tante, maupun kakak-kakak yang sudah bekerja, selalu jadi momen yang ditunggu.
Oh ya, tak cuma sampai pembagian amplop saja, puncak tradisi yang sebenarnya dan paling ditunggu adalah Nyawer! Nah lho, nyawer?
![]() |
Nyawer, tradisi lebaran ala keluarga |
Apa itu Nyawer?
Nyawer adalah tradisi membagikan uang (saweran) pada saat hari raya Iedul Fitri. Uang akan dilemparkan ke udara dan siapapun bisa mendapatkannya dengan cara berebut. Siapa cepat dia dapat. Jika beruntung, lemparan uang yang biasanya sudah digulung atau dilipat-lipat itu akan bisa langsung tertangkap tangan. Tapi jika tidak, bisa saja lemparan uang itu akan jatuh ke lantai dan diperebutkan oleh banyak anak.
Siapa yang membagikan?
Saat saweran, siapa saja boleh membagikan uang. Siapa pun yang merasa mampu dan mau berbagi, boleh ikut melakukan saweran. Biasanya orang dewasa yang sudah bekerja, mendapatkan uang, atau sudah menikah. So, ketika sudah bekerja dan mempunyai uang sendiri, para keponakan yang tadinya biasa menerima amplop uang, kini justru menjadi dermawan yang berbagi rejeki dan kebahagiaan pada sepupu-sepupunya yang belum bisa mencari nafkah sendiri.
Siapa yang berhak merebutkan?
Nah, perkara rebut merebut uang ini kadang suka lucu juga. Seharusnya sih yang berhak merebutkan uang yang disawer adalah para keponakan atau sepupu yang belum bekerja atau belum mempunyai nafkah sendiri. Tapi, sering juga para oom tante atau sepupu yang sudah bekerja iseng ikut berbaur dan berebut uang.
Jumlah Saweran?
Bukan perkara uangnya sih yang ditunggu. Lha uang yang diperebutkan cuma Rp 1000 - Rp 2000, paling tinggi hanya Rp 5000 saja. Sesekali saja ada yang melempar Rp 10.000 sampai Rp 50.000, tapi bisa dihitung dengan jari yang menyawer sejumlah ini. Jumlah uang saweran yang paling banyak dilemparkan justru yang pecahan kecil-kecil.
Momen Indah yang Selalu Dikenang
Saat acara Nyawer dimulai, keseruan berebutnya itu yang selalu ditunggu. Keseruan dalam berebut uang. Kebahagiaan ketika berhasil berjuang mengejar uang. Kebahagiaan ketika berhasil berebut bersama sepupu-sepupu. Sikut-sikutan, dorong-dorongan, lompat-lompatan, menjadi momen paling seru dan membuat tawa bahagia.
Beberapa sepupu yang sudah bekerja atau oom tante pun kadang "sengaja" membuat "rusuh". Ada yang ikut minta disawer karena keseruannya, sebagian lain karena kangen mengikuti momen saweran. Dulu saat belum bekerja, mereka ikut berebut dalam saweran, kini ketika sudah bekerja, tak bisa ikut lagi. So, ketika datang momen Nyawer, beberapa sepupu ikut meramaikan dan membuat "keributan". Di sinilah serunya acara ini.
Tak heran, anak-anak selalu antusias tiap menjelang lebaran. Bagi mereka, momen saweran ini selalu menarik. Mulai dari keponakan atau cucu yang paling kecil, hingga keponakan yang paling besar, ikut serta. Tak ada pembedaan. Semua boleh ikut. Tak selalu mereka yang berbadan tinggi besar yang beruntung bisa menangkap uang, yang berbadan kecil mungil pun bisa berpotensi mendapat limpahan saat uang tersebut jatuh ke lantai.
Video saweran ini saya post di instagram, silahkan langsung intip di link Video Saweran ini ya. Sayangnya cuma singkat. tak sampai 1 menit, hahaha. Saya cuma mau menangkap keseruannya aja, mudah-mudahan bisa tergambar ya.
Asal Tradisi?
Sewaktu saya post foto di instagram dan bagikan ke facebook, banyak yang bingung. Tradisi dari mana sih ini? Hm, saya sendiri bingung juga, tradisi ini sebenarnya berakar dari budaya mana? Mengingat keluarga suami adalah keluarga campuran Sunda dan Minang, tapi besar di Lampung dan Jakarta. Nah, adakah teman-teman yang tahu, apakah di antara daerah atau suku-suku yang saya sebut tersebut mempunyai budaya yang seperti ini juga? Setahu saya di Minang hanya tradisi membagikan amplop saja seperti daerah lainnya.
Akibat tak yakin asal tradisi ini, saya menganggap tradisi Nyawer yang ada di keluarga suami ini adalah tradisi keluarga. Tradisi keluarga yang selalu dijaga keberlangsungannya setiap kali Lebaran, meski kedua orang tua telah tiada. Tradisi keluarga, sekaligus tradisi lebaran yang selalu ditunggu para keponakan.
Teman-teman punya tradisi lebaran juga? Ceritain doonk!
Oh ya, buat teman-teman hijabers, ada event kece nih dalam waktu dekat. Mau?
- Nama Acara: Hari Hijaber Nasional,
- Tanggal: 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
- Tempat: Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat
![]() |
Acara Hijabers Nasional |
Gimana? Kece kan acaranya? Dateng yuuukk, seru-seruan di sana sambil cuci mata plus dapat ilmu, uhuy.
19 comments
jadi selain salam tempel, ada juga saweran ya mba? seru banget, anak2 pasti senang :)
Seru ya lebaran ada saweran
Kalau disini saweran untuk acara 7 bulanan bayi sama nikahan mbak
Yang seru itu kalau orang gede berebutan ambil saweran kayak anak2 yaa, mba. Hihii
Wah...seru banget, sama kami juga biasanya juga nyiapkan amplop gitu yp buat anak anak aja
Aku baru tau ada tradisi nyawer dilempar kyk gini mba.haha seru bangettt yaa..
mau minta disawer juga dong mbak, seru and lucu hehe
saya juga baru pertama kali denger ttg tradisi saweran ini, diceritain sama temen kantor :D
baru tu sih selain ada salam tempel lebaran eh ada saweran juga :D
seru banget kak pake saweran segala macam dangdutan pas hajatan.. :)
Aku juga asing bnget dan baru tahu dg tradisi lebaran yg demikian mba :D
lahhh kocaaaaak ya mba kayak saweran hajatannn
Iyaaa, ada sala tempelnyaa
Iya mak, pakai saweran juga selain sala tempel
mereka yg bikin heboh malah :)
Tapi ga pakai disawer kan ya?
Iya, kebetulan di keluarga suami seperti itu kebiasaannya
Seru banget... Keingat di kampung kalo rebutan buah duku pas bapak metik. Hihi :)
Seru banget mbaaak... Pasto rame berebutannya
rebutannya yang bikin seru ^^
Post a Comment