![]() |
Peserta Jelajah Cagar Budaya Banten Lama sedang mengikuti Ice Breaking |
Walau terpaksa bersiap sejak subuh, bahkan ada yang menginap dulu di Anyer (lirik Ophi ;)), kami semua antusias sekali. Saking antusiasnya, saya dan beberapa blogger mengajak serta suami dan anak-anaknya. Pasukan lengkap! Toh acara ini bagus untuk mengenalkan sejarah kepada anak-anak.
![]() |
Peserta mendengarkan penjelasan Arkeolog dari dikbud Banten |
Sayangnya, saya dan beberapa teman blogger hampir selalu ketinggalan rombongan, hahaha. Konsetrasi kami terpecah antara berlari mengikuti rombongan, mendengarkan penjelasan, mengamati situs yang dimaksud, dan foto-foto. Buat blogger, mengambil foto lokasi itu penting banget. Apalah artinya cerita tapa dukungan foto kan? Tapi mendengarkan penjelasan pemandu juga penting. Jadinya kami sering kalang kabut, antara mendengarkan pemandu dan foto-foto.
![]() |
Ketinggalan rombongan di Keraton Surosowan |
Cuaca hari itu cukup cerah, sangat mendukung untuk jalan-jalan dan foto-foto. Hanya saja, udara panas sempat mengendorkan semangat, mengingat beberapa teman blogger membawa balita. Mungkin karena kawasan Banten Lama berada dekat laut, udara panas tak bisa dielakkan.
Spot pertama yang kami jelajah tentu saja Keraton Kaibon yang terletak di Kampung Kroya, Kecamatan Kesemen. Situs bersejarah ini merupakan bagian dari Sejarah Kerajaan Islam di wilayah Banten. Keraton Kaibon sendiri berarti Keibuan, sesuai dengan sifat ibu yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Keraton ini merupakan persembahan Sultan Syafiudin kepada ibunya, Ratu Aisyah. Jangan berharap akan melihat bentuk bangunan utuh Keraton seperti di Jogja, Solo, atau Cirebon ya. Keraton Kaibon ini hanya tinggal puing-puing saja karena pernah dihancurkan oleh Belanda.
![]() |
Keraton Kaibon, Banten Lama (dok.pribadi) |
Sayang sekali, beberapa bagian dari situs bersejarah ini sudah tercemari oleh aksi vandalisme. Tangan-tangan jahil merusak obyek indah ini dengan coretan-coretan. Huhuhu. Duh, adik-adikku yang pintar, obyek wisata sebagus ini jangan dikotori dengan ulah usil kalian yaa. Kalau mau berkarya, cari sarana lain deh.
![]() |
Pintu Paduraksa yang menghubungkan ruangan di Keraton Kaibon |
Penjelajahan pun berlanjut ke Pusat Pemerintahan Kerajaan Banten, Keraton Surosowan. Area ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 500m dari Keraton Kaibon.
![]() |
Puing-puing sisa Keraton Surosowan |
Di sekitar komplek Keraton ada museum yang bisa dijadikan referensi untuk mengetahui sejarah Banten.
![]() |
Kisah sejarah Bandar Banten di Museum Banten |
![]() |
Sejarah Teknik Pengolahan Air Bersih ala Pemerintah Kerajaan Banten |
Tak jauh dari komplek ini, ada alun-alun di bagian utara dan masjid Agung di sisi Barat. Tapi, karena sudah siang, panas, dan kecapekan, kami tidak ikut rombongan berjalan kaki menyusuri area ini, melainkan langsung menggunakan mobil menuju post terakhir, Benteng Speelwijk. Hahaha.
Ternyata di seberang Benteng Speelwijk ada Vihara Avalokita yang juga merupakan salah satu spot yang akan dikunjungi. Ya sud, kami pun asyik sendiri berfoto dan bermain di benteng dan Vihara bersejarah ini.
![]() |
Salah satu spot di Benteng Speelwijk |
Bangunan Benteng maupun Keraton umumnya terbuat dari bata bakar dan batu karang. Jika diperhatikan lebih detail, sisa-sisa karang terlihat jelas di sela-sela bangunan benteng.
![]() |
Batu karang sebagai salah satu bahan pembentuk Benteng Speelwijk |
Sayang sekali, benteng bersejarah ini sepertinya belum dimaksimalkan fungsinya sebagai daerah wisata. Entah saking terbiasanya masyarakat sekitar beraktifitas di sini, entah saking cueknya mereka menganggap kawasan ini sebagai "rumah"nya sendiri? Yang pasti, area benteng ini terlihat jadi semacam area menjemur padi, lapangan bola, angon kambing, sampai area Kerbau mencari makan? Hahaha. Seru pastinya.
![]() |
Area dalam Benteng Speelwijk |
Ternyata kambing pun tak mau kalah yaa, mau ikutan piknik juga. Bahkan ga mau kalah eksis ngikut foto.
![]() |
Kambing pun pengen ikut eksis |
Mungkin hal ini perlu jadi perhatian pemerintah setempat ya. Sayang sekali jika cagar budaya yang potensi wisata sejarahnya cukup tinggi ini kurang dikelola dengan baik. Menurut mas Adit dari Balai Pengembangan Cagar Budaya (BPCB) dikbud Banten, memang agak sulit mengelola dan mengatur masyarakat sekitar.
![]() |
Kerbau dan Benteng Speelwijk |
Ada satu catatan yang cukup mengganggu kami juga ketika berkunjung ke area Keraton Surosowan, pengelolaannya tampang kurang rapih dan dikelola oleh penduduk setempat yang sama sekali tak bersahabat dengan meminta uang setiap keluar masuk dan parkir kendaraan. Total biaya yang kami keluarkan untuk biaya masuk, parkir dan keluar hampir 20rb. Memang tak terlalu besar sih, tapi cara memintanya itu lho yang menyebalkan, mengingat area ini sebenarnya free.
Benteng Speelwijk menjadi area terakhir yang kami kunjungi. Selesai sudah acara jelajah hari itu. Banyak ilmu dan kenangan yang tertinggal. Rasanya terlalu banyak untuk memori saya yang terbatas, hahaha. Harusnya saya membawa alat perekam supaya bisa merekam penjelasan pemandu acara. Hahaha.
![]() |
Sebagian peserta Jelajah Cagar Budaya Banten Lama (foto pak Tb. Encep) |
Penjelajahan hari itu masih belum berakhir. Saat pulang, kami melalui beberapa situs menarik seperti Danau Tasikardi. Hmm, bisa jadi tujuan penjelajahan berikutnya nih. Menelisik sejarah pegolahan air bersih di Kerajaan Banten?
Oh ya, buat yang mau menjelajah Banten Lama menggunakan angkutan umum dari Jakarta, bisa menggunakan kereta dari stasiun Kebayoran atau Serpong dengan Kereta Banten Ekspress yang ke arah Merak. Biayanya sekitar 5rb rupiah sampai stasiun Karangantu. Jadwal dari stasiun Kebayoran sekitar pukul 7.30 pagi dengan lama perjalanan sekitar 3-4 jam, jadwal berangkat dari stasiun Karangantu sekitar pukul 14.30. Dari stasiun Karangantu bisa menjelajah daerah Banten Lama, mulai Kaibon, Surosowan, Alun-alun, Masjig Agung, dsb. Bahkan bisa juga ke pelabuhan Karangantu.
Gimana? Seru kan? Apa temen-temen sudah pernah menjelajah kawasan Banten lama?
24 comments
Menarik banget nih...
Sebenarnya aktivitas di sekitar benteng termasuk para kambing dan kerbau itu bisa jd pemandangan tersendiri yg menarik utk dilihat.
wah menarik mbak, jadi pengen menjelajah kesana mbak. mirip Jogja yah sekilas, alun2, kraton..tapi syg bgt kok ga dilindungi sbg aset daerah yah..
Belum pernah nyoba ke banten. Next kayaknya perlu dicoba nih. Iya setuju buat blogger foto itu penting...hihihi
Penasaran sama benteng speelwijknya, gambar pohon dengan latar belakang bentengnya bagus
Tempatnya seru semua. Jadi pingin ke sana juga.
asyik juga ya banten ini, banyak situs2 peninggalan sejarah
perlu dicoba nih, aku suka banegt lihat peninggalan jaman belanda , berupa benteng , rumah dlll
Coba dulu benteng ga dihancur2in sama Belanda, pengen lihat bangunan utuhnya...
Tapi perjalanan sejarah budaya n sospol mgk berubah klo Belanda g hancur2in dulu mgk ya....
Seru banget mbaa, jadi pengen ke Banten. Dari dulu pengen kesana belum kesampaian. Baca cerita mba jadi makin mupeng ��
Saya juga sebel Mbak kalau berkunjung ke sini. Banyak punglinya. Sayang sebenernya mah asset wisata ini seperti tidak terurus yak. Padahal di baliknya banyak cerita menarik.
Cuma blogger nih yg istimewa bisa wisata sambil bawa pasukan lengkap yaa...
Museumnya keren. Bagus banget utk wawasan anak2./
niat dari dulu pengen ke Banten Lama, tapi nggak kesampaian terus
ada rute pakai kereta kayaknya menarik banget buat dicoba
Wisata candi-candi ini kalo di Indonesia identik dengan wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya ya mba. Kalo wilayah lain kok sepertinya kurang mendapat perhatian dr pemda setempat. Padahal bagus bangeeeet kan, belum lagi sejarah dan legenda di balik pembangunan candi tsb.
Tsf mba, jadi tau nih kalo di daerah Banten juga terdapat situs candi :)
Keren ya tempatnya, jadi pengen deh ke sana. emang rempong ya Mak mana mau foto ama dengar in pemandu hehehe
Aku lahit di banten sampe sma tp blum pernah ke banten lama mba..hiks jadi maluu
Aaahhh baca ini jadi pengen jalan-jalan lagi. Yuk ah kalo ada acara jalan-jalan lagi ikutan lagi Mbak. Btw, kemarin asyik banget emang jalan-jalannya tapi sayang banyak situs bersejarahnya sudah tak terurus ya padahal bagus.
Kalau baca sejarah Banten teryata kalau dikelola dengan baik, hasilnya akan elbih maksimal ya mba
Wah gak jau dari Jakarta ya mbak? Kapan2 ksan ah ma keluarga. Eh tapi kalau bawa balita kondusif gk mbak? thx
hedeh maaf banyak typonya, keyboardnya keras, nampaknya perlu dibersihkan :(
Menarik.. apalagi buat belajar anak-anak.
Btw saya suka geram juga kalau tempat2 wisata/sejarah banyak sampah dan coretan2 T.T
Wah saya belum pernah ke Benteng SpeelWijk, Banten, makasih mbak infonya, bisa jadi rekomendasi nih
Aku emoh kalo piknik ama kambing tp kalo gule kambing, sate kambing mah aku doyan banget #Halah
Iya bener. Aku juga selalu ketinggalan kalo pergi atau makan krn asyik ambil foto..hahhaa sapatau bisa jadi materi tulisan
Bagus bgt ya bentengnya mba Maya, pengen deh main2 ke sana, toh gak terlalu jauh juga dari Jakafta ya :)
Post a Comment