![]() |
Add caption |
Memang apa bedanya sih liburan terencana dan liburan yang spontan?
Ok, coba kita kupas yuukk.
Planed Traveller
Pejalan yang terencana biasanya selalu menyiapkan segala sesuatunya dengan detail.
Perecanaan yang dilakukan mulai dari
menentukan kota yang akan dituju,
menentukan waktu keberangkatan,
menentukan moda transportasi yang akan digunakan,
menentukan tempat menginap
memesan tiket perjalanan, bahkan hunting tiket jauh-jauh hari untuk mendapat tiket murah
menentukan tempat-tempat wisata yang akan dituju
menyiapkan segala pernak pernik dengan detail
Poinnya, tipe traveller semacam ini selalu merencanakan dengan detail, jauh sebelum perjalanan itu dimulai. Mereka sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan matang mulai dari budget sampai detail tujuan.
Sebaliknya
Spontaneous Traveller
Si spontan traveller kebalikan si planed traveller yang selalu terencana. Si spontan ini jarang sekali membuat detail perjalanan. Mereka biasanya senang pergi mendadak dan tanpa rencana. Bisa aja tiba-tiba berangkat ke Bali ketika dapat voucher murah. Atau bisa mendadak berangkat ketika tiba-tiba ada libur kejepit. Atau mendadak bisa tiba-tiba memutuskan beli tiket ketika dapat rejeki nomplok. Nah, yang lebih ekstrim, spontan traveller bisa tiba-tiba berangkat tanpa menyusun detail tujuan. Prinsipnya "lihat gimana nanti aja lah".
Orang-orang yang hobi berangkat secara spontan ini biasanya menyukai tantangan dan berbagai kejutan yang ditemuinya di jalan. Mereka menyukai berbagai kejutan-kejutan dan sensasi tak terduga yang ditimbulkannya. Unsur kejutan-kejutan inilah yang biasanya membuat si spontan traveller ini ga pernah kapok membuat rencana perjalanan yang mendadak. Walaupun uang yang dibutuhkan biasanya menjadi jauh lebih besar dibanding yang terencana, walaupun banyak hal-hal yang sulit diantisipasi, walaupun banyak hal yang bisa aja jadi berantakan akibat segala sesuatu tak disiapkan dengan matang. Tapi mereka tetap suka.
Saya punya teman yang hobi berburu tiket murah suatu maskapai, satu tahun sebelum libur sekolah dimulai. Segala itinerary selalu disusunnya dengan rapi, sampai pemesanan penginapan. Saat libur sekolah, mereka akan jalan sekeluarga ke tempat tujuan, sesuai jadwal.
Saya dan suami sebaliknya. Suami saya dan keluarga besarnya termasuk tipe spontan traveller yang bisa mendadak memutuskan pergi berlibur ketika ada kesempatan. Libur sehari dua hari bisa tiba-tiba memutuskan ke luar kota. Saya pun ketularan suami. Kami bisa tiba-tiba memutuskan jalan saat ada waktu.
Saat mendadak memutuskan pergi ke puncak malam-malam menggotong anak-anak |
Saat tiba-tiba memutuskan berangkat ke Lampung |
Ketika 2 tahun lalu kami memutuskan berlibur ke Malang menggunakan kereta ekonomi, kami putuskan secara tiba-tiba. Tak ada rencana liburan sebelumnya, secara kami masih menghitung-hitung budget. Eh, Alhamdulillah tiba-tiba dapat rejeki, jadilah kami putuskan jalan-jalan.
Sudah lama kami tak punya kesempatan pergi jalan-jalan ke luar kota lagi. Sudah beberapa kali libur sekolah terlewat dan anak-anak meminta kami engajak mereka ke luar kota. Kami belum bisa memenuhinya.
Hingga saya dibuat tersentak ketika membuat sebuah status tentang masa kanak-kanak yang hanya sekali dan tak akan terulang kembali. Adik saya menulis komen "iya, itu sebabnya saya manfaatin waktu ngajak anak-anak liburan. Mumpung mereka masih mau diajak-ajak". Huaaaa, makjleb!
Saya langsung merenung. Ahhh, sudah berapa lama anak-anak ga saya ajak libur?
Huhuhu, maafkan bunda ya nak :(.
Lalu saya ajak anak-anak diskusi dan tiba-tiba mencetuskan ide
"ntar liburan sekolah kita jalan-jalan yuk"
"beneran bund?"
"iya"
"asyiiikkk"
"kita nabung yaa, biar bisa jalan-jalan. Hemat-hemat uang jajannya biar bisa ditabung"
"siap bunda"
"enaknya kita ke mana?"
"Lampung"
"Malang"
"Jogja"
Hanya saja, setelah saya mencetuskan ide itu, tiba-tiba kepikiran macam-macam. Bagaimana kalau ga jadi? Bagaimana kalau nanti ada halangan? Bagaimana kalau uangnya terpakai dan belum terkumpul? Haish. Kog malah mikir yang jelek-jelek?
Hahaha. Ini pula yang membuat saya lebih sering jadi spontan traveller. Dulunya, saat masih rajin menyusun rencana, selalu ada saja yang menyebabkan kegagalan. Akhirnya bukan happy malah jadi bete dan stress. Hahaha. Entah anak-anak yang mendadak sakit ketika mendekati hari H saat tiket sudah dibooking, entah mendadak ada musibah, dsb. Akhirnya, sekarang saya sekarang lebih banyak pasrah. Hahaha.
Kalau bisa jalan, ya hayuk, lanjut. Kalau nggak pun, ya udah, namanya segala sesuatu ga bisa diatur banget sesuai keinginan. Manusia berencana, Allah yang berkehendak. Ya kan?
Bagaimana pun, saya tetap sih berusaha membuat anak-anak ceria. Berusaha membuat agar liburan mereka ga diisi dengan kebosanan dan rasa suntuk. Semetok-mentoknya kami liburan hanya di rumah saja, saya dan suami tetap berusaha membuat liburan mereka ceria.
Kalau pun kami akan ke luar kota dan mendadak anak-anak demam, ya udah. Kami tinggal siapin obat penurun panas. Lupa bawa? Gampang, cari minimarket, toko obat, atau apotek, beli. Hahaha.
![]() |
Tempra syrup (sumber foto Tempra) |
Saat demam cukup tinggi, biasanya anak-anak saya berikan paracetamol yang bisa membantu menurunkan demam. Pengalaman yang sudah-sudah sih biasanya saya kasih Tempra aja yang sudah biasa diberikan sejak Faldi masih bayi. Tempra cepat menurunkan demam, karena langsung bekerja di pusat panas.
So, walaupun saya dan suami tipe spontan traveller yang jarang merencanakan perjalanan, tapi kami ga bisa santai juga kalau menghadapi anak-anak yang sakit. Ya sebisa mungkin kami usahakan agar mereka ceria kembali dan bisa menikmati liburnya dengan seru.
Memang ada baiknya selalu merencanakan perjalanan, termasuk menyiapkan obat-obatan yang akan dibawa untuk mengantisipasi sakit selama di perjalanan. Tapi, tak perlu kaku juga menyiapkan segala sesuatu hingga tak memberikan toleransi kegagalan. Apapun yang terjadi, kadang selalu ada hal-hal yang tak bisa diduga. Ya kan?
Nah, kamu sendiri masuk tipe traveller yang mana guys?
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho
32 comments
Aku kalo diplanningkan jaaauh2 hari kadang lebih ke gagalnya mbak. Jadi, ga mau lama2 memplaningkan utk ke mana saat berlibur
Dulu aku seringnya spontan, semenjak punya bayi jd bergeser ke well prepared. Hehe. Tp mau spontan atau terencana, tempra gk pernah ktinggalan
Saya biasanya kalau direncanakan suka ngga jalan. Kalau spontan malah berhasil.
Kecuali trip yg lumayan jauh dan menguras energi serta tenaga memang harus direncanakan matang2
Keluarga ku juga klo liburan biasanya spontan, klo terencana biasanya banyak ga jadi perginya
Saya siiih sebetulnya termasuk yang detail. Tapi mulai agak bergeser..wkwkwk. Suami suka mendadak berubah pikiran. Bener nih Mbak buat yang spontanitas begini perlu banget sedia payung sebelum hujan...eh, sedia tempra...
Waktu blm pny anak spontan, pas udah ada anak ya jelas planned dong
Saya Planed traveller, aslinya, tp bs jd spontan traveller jg. Sy mjd spontan traveller biasanya utk tujuan yg dekat, dan ga pake nginap. Klo pun nginap paling hanya 2 days n 1 night. Dan ini sering terjadi di keluarga misua.
Dulu wkt msh blm nikah, msh bisa tuh jd spontan traveller utk jarak jauh dan waktu bepergian yg lumayan lama. Tp setelah nikah, agak sulit rasanya berlibur tnp planing yg jelas, krn menyangkut budget dan waktu perjalanan.
Saya Planed traveller, aslinya, tp bs jd spontan traveller jg. Sy mjd spontan traveller biasanya utk tujuan yg dekat, dan ga pake nginap. Klo pun nginap paling hanya 2 days n 1 night. Dan ini sering terjadi di keluarga misua.
Dulu wkt msh blm nikah, msh bisa tuh jd spontan traveller utk jarak jauh dan waktu bepergian yg lumayan lama. Tp setelah nikah, agak sulit rasanya berlibur tnp planing yg jelas, krn menyangkut budget dan waktu perjalanan.
Aku termasuk yang sering spontan traveller, mba Maya.. :)
Aku sering bgt nih liburan dadakan,tp sering jg diplanning krn bhububgan dg budget dan acara
Karena bawa balita saya termasuk yg planned traveler mbak, bisa kacau kalau tanpa persiapan.
Kalau saya kadang yang spontan tapi kadang juga pakai rencana. Biasanya kalau dekat-dekat, spontan juga nggak apa.
Aku termasuk tipe yang semua harus terencana baik, mba. Soalmya suka panikan kalo kurang ini itu atau apalah :D. Kalo sekedar ngetrip keluar kota yang deket sih bisa dadakan aja. Tapi kalo yang jauuuuh dan naik pesawat, aku kudu well prepared.
liburan spontan dulu pernah aku alami, dan itu kurang pas untuk di lakukan, Lebih baik liburan terencana lebih baik karena semuanya dalam rencana
Aku yang terencana doooong. Anaknya panikan, kalau serba ndadak yang ada riweuh sendiri, wkwkwk. Apalagi punya dua bocil yg persiapannya kudu rapi dan teliti kalau mau ke mana-mana.
Dulu jaman masih gadis sih saya pejalan yang spontan mbak. kalau pengen berangkat ya langsung capcus. Diajak kawan kapanpun biasanya langsung ayuk aja. tapi sekarang sudah punya anak jadi agak mikir. Pokoknya si bocah harus nyaman dan nggak boleh terlantar kaya emaknya dulu hehe.
aku gak biasa spontan kalau mau jalan2, minimal seminggu sih direncanakan
Aku pernah dua2nya..
Lebih enak sih terencana,tp suka susah atur jadwal yang klop, akhirnya ga jadi dah.
Seringnya suka dadakan palingan beberapa hari sebelomnya.Yang penting ada budget langsung cuzz liburan
buatku mah traveling itu kebutuhan hidup mba.. makanya aku dan suami rutin jalan tiap thn.. dan kita termasuk yg sangat2 organized utk planning jalan2 ini.. bukannya kenapa2, krn cuti kita itu terbatas, setahun cuma ada 22 hari.. jd hrs bisa dimanfaatin semaksimal mungkin.. untungnya kantor msh ngizinin kalo memang jatah 22 hr mw diambil sekaliguspun, ttp boleh.. ini berguna bgt kalo lg ngerencanain negara2 eropa misalnya.. krn mnding sekalian lama kan.. itu makanya kita slalu jauh2 hari mempersiapkan semua.. tempat wisata, budget dll.. supaya ga buang2 waktu cuti :D
aku terencana mbak, suami spontan.
karena punya banyak anak, jd walau terencana tetep harus sangat fleksibel.
jadi cara mensiasatinya aku dah browsing beberapa destinasi di sekitar sini dg berbagai rinciannya.
jd begitu suami ajak jalan langsung bisa kasi bbrp alternatif dan pertimbangannya masing2.
dan, selalu ada tas full keperluan traveling ya siap diangkut kapan pun.
harus berpacu dgn waktu keburu mood suami ganti soalnya hahhaaha..
Saya termasuk tipe yg mana y?
Sebelum perjalanan suka list2 data tp ktika udah di lokasi lbh sering spontan
saya kurang suka yang spontan suka banyak yang ketinggalan terutama printilan anak-anak
Jarang banget liburan direncanakan, karena susah prediksi waktu senggang suami. Seringnya liburan dadakan. Tiba-tiba suami bilang besok liburan yuk, langsung deh gedabrukan siapin printilan pakaian. Booking hotel juga dadakan. Kalo nggak yo wes on the way aja, hahaha
Kalau liburan ke tempat agak jauh aku milih yang terencana mbak soale bawa krucils. Repot kalau gak direncanakan dengan baik hehe
spontan lebih seru....
www.travellingaddict.com
Setuju mak, yang terencana malah kadang gagal. Enakan spontan ajasihhh. Walaupun pasti lebih rapih juga rencana liburannya kalo emang udah terencana, yang pastinya persiapannya lebih matang dibanding ya spontan ya.. Hehee
Saya termasuk yang terencana mba. Terutama itu kalau mau naik gunung, saya merasa penting banget yang namanya perencanaan secara matang. Apalagi setelah ada sedikit tragedi di akhir 2014. Pelajaran banget.. (malah curhat) wkwk
Aku lebih suka spontan, tapi biasanya dibikin itinerary sama adek. jadi dia yang ngurus segalanya :D
Salam kenal ya mba, klo aku jennis yang spontan traveller, soalnya tempat kerja aku yang sekarang susah liburnya, jadi sekalinya libur langsung puas-puasin liburan ^_^
Saya lebih suka yang terencana :D
Saya sih tergantung mood, mbak. Kalau lagi bener-bener bete biasanya sih 'kabur' dan jadilah liburan tanpa rencana whahah
Suka liburan terencana...klo ga terencana pasti ada yg ketinggalan dan itu bikin bete
Post a Comment