Benarkah Masakan Rumah Lebih Aman?

Benarkah Masakan Rumah Lebih Aman? Ya udah pasti lah ya masakan rumah lebih aman. Emangnya bisa gitu, masakan rumah ga aman? Ga amannya di mana? Kan masaknya dengan bahan pilihan, proses pembersihannya tentu lebih baik, proses mengolahnya juga pastilah wong kita sendiri yang masak kan? Trus bebas debu dan asap. Dan yang pasti, tangan yang mengolahnya udah pasti bersih kan..kan..kan?


Pembicara Simposium "Masakan Rumah, The Sillent Killer?"
Pembicara Simposium "Masakan Rumah, The Sillent Killer?"

Tapi, yakin ga kalau masakan rumah itu pasti aman? Aman dari bahaya yang mengintai? Aman dari resiko penyebab penyakit?

Nah ini yang masih perlu dipertanyakan. Walau dimasak di rumah, tapi kalau salah penanganan, memilih bahan yang kurang tepat, kurang serat, kebanyakan asupan gula garam minyak bisa berpotensi menjadi sillent killer juga lho.

Kog bisa?

Pada 25 Januari 2017 lalu, saya menghadiri undangan Simposium yang diadakan oleh SunCo, bertempat di Ballroom RS Pusat Pertamina, Jakarta. Simposium bertema "Masakan rumah, The sillent killer?"

Hadir sebagai pembicara, Dr. Entos Zainal, DCN, SP, MPHM, Sekjen Persatuan Ahli Gizi Indonesia, PERSAGI, membahas pentingnya asupan lemak bagi tubuh. Pak Entos menyebutkan, lemak tetap dibutuhkan dalam jumlah tertentu. 

Lemak lah yang menjadi pengantar vitamin A, D,E, dan K ke dalam tubuh. Tanpa pengantar, vitamin-vitamin tersebut tidak dapat diserap tubuh dengan mudah. Keempat vitamin itu memang baru bisa cair dan larut dalam lemak. Contohnya, beta karoten atau vitamin A yang ada dalam ubi jalar, tidak akan mudah diserap tanpa bantuan lemak. Jadi, kalau anak-anak makan ubi goreng, itu bagus, vitamin A yang ada di dalamnya akan lebih mudah diserap.


Pak Entos (PERSAGI) menjelaskan pentingnya gizi selama masa pertumbuhan
Pak Entos (PERSAGI) menjelaskan pentingnya gizi selama masa pertumbuhan


Oh ya, menurut pak Entos, lemak juga dibutuhkan selama proses perkembangan otak dan selama 1000 hari pertama kehidupan bayi. Jika kebutuhan lemak tak terpenuhi, proses perkembangan otak menjadi kurang sempurna dan bisa mempengaruhi kecerdasan. Selama takarannya pas, lemak dibutuhkan oleh tubuh.


Masa Emas dan Masa Kritis Tumbuh Kembang Anak
Masa Emas dan Masa Kritis Tumbuh Kembang Anak


Walau lemak dibutuhkan oleh tubuh, konsumsinya tetap perlu dibatasi. Menurut Ibu Theresia Irawati, SKM, M.Kes dari Kemenkes RI, jumlah penderita Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin meningkat. Semakin banyak penderita penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi, hingga stroke.  Hal ini karena pola hidup yang kurang sehat. Kurang asupan serat, konsumsi GGL (gula, garam, lemak) berlebih, hingga kurang gerak.

Ibu Theresia menyebutkan "batasi asupan gula, garam, lemak dalam sehari. Maksimum hanya 4 sdm gula, 1 sdt garam, dan lemak tak lebih dari 5 sdm minyak. G4 G1 L5".


Batasan konsumsi gula, garam, dan lemak dalam sehari
Batasan konsumsi gula, garam, dan lemak dalam sehari

Agar masyarakat menjadi lebih sehat, penderita penyakit tidak menular semakin berkurang, masyarakat dihimbau utuk menerapkan pola hidup sehat. Kementerian Kesehatan baru-baru ini meluncurkan sebuah gerakan yang diberi nama GERMAS, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

1. Melakukan aktivitas fisik, perbanyak gerak ya teman-teman
2. Konsumsi sayur dan buah lebih banyak dan perhatikan konsumsi gula, garam, dan lemak
3. Tidak merokok
4. Tidak mengkonsumsi alkohol
5. Memeriksa Kesehatan secara rutin, maksudnya rajin-rajin deh cek gula darah, kolesterol, tekanan darah, dsb. Semakin rutin cek kesehatan, semakin dini pencegahan dan penanganan penyakit
6. Membersihkan Lingkungan
7. Menggunakan jamban

Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, GERMAS
Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, GERMAS


Jika memang lemak juga dibutuhkan tubuh, apakah semua lemak bisa dikonsumsi?


Perbedaaan antara Lemak Tak Jenuh, Lemak Jenuh, dan Lemak Trans
Perbedaaan antara Lemak Tak Jenuh, Lemak Jenuh, dan Lemak Trans

Pembicara ketiga, dr. Tirta Prawita Sari mewakili Ikatan Dokter Indonesia, menjelaskan beberapa jenis lemak. Ada lemak tak jenuh (unsaturated fats), lemak jenuh (saturated fats), dan lemak trans (trans fats). Lemak jenuh dan lemak trans lah yang berpotensi membahayakan kesehatan dan menjadi pemicu penyakit jantung koroner.

Contoh produk yang mengandung Lemak Trans
Contoh produk yang mengandung Lemak Trans


Bagaimana dong membedakan lemak yang baik dikonsumsi dan lemak yang sebaiknya dihindari?

"Semakin padat minyak, semakin tinggi lemak jenuhnya" - dr.Tirta


Perhatikan label dan komposisi makanan
Perhatikan label dan komposisi makanan

Perhatikan deh label makanan yang dikonsumsi. Jika ada kandungan hydrogenated oil atau partially hydrogenated oil, hindari. Ini menunjukkan kandungan lemak tak jenuh dan lemak trans. Lemak yang telah berikatan dengan atom hidrogen, terhidrogenisasi, berpotensi pada penumpukan kolesterol, menyumbat pembuluh darah, dan bisa menyebabkan stroke maupun serangan jantung koroner.

Baca : Food Lovers, Yuk Tangkal Kolesterol

Lebih baik gunakan butter daripada margarine yang padat dan tinggi kandungan lemak trans. Untuk menggoreng makanan, dr Tirta menyarankan untuk menggunakan minyak kelapa atau minyak kelapa sawit.

Berbagai varian kemasan SunCo
Berbagai varian kemasan SunCo
  
Ibu Mulina Wijaya, Marketing Manager SunCo menyebutkan, minyak goreng baik itu bentuknya lebih cair sehingga cuma #dikitnempel di makanan, bening, dan tidak membuat tenggorokan serik saat dikonsumsi. www.minyakgorengsunco.com

Dulu saya ga suka pakai SunCo karena terlalu encer. Aneh aja kog minyak goreng encer bener kayak air. Ternyata kosep berpikir saya salah. Justru minyak yang semakin kental menunjukkan kalau kandungan lemak jenuhnya makin tinggi. Semakin kental minyak juga membuatnya makin menempel di makanan, bikin tenggorokan serik.
 
#MinyakGorengBaik memang harusnya cuma dikit aja nempelnya. Kalau masakan sampai bermandikan minyak dan nempel semua di makanan, hati-hati. Itu pertanda lemak jenuhnya sudah banyak dan berpotensi menjadi sillent killer jika sering dikonsumsi. 

So, masakan rumah pun tak bisa dijamin aman jika penanganannya kurang baik. Pemilihan minyak yang tak tepat hingga penggunaannya yang berlebih. Biasakan mengganti minyak jika sudah berubah warna. Maksimum 2x pemakaian saja.

"Jika minyak sudah berubah warna, berarti minyak tersebut telah berubah menjadi lemak jenuh. Ganti dengan minyak baru" - dr.Tirta


Para Pembicara Simposium Menerima Plakat
Para Pembicara Simposium Menerima Plakat

Pada akhir sesi simposium, brand ambassador SunCo, Christian Sugiono, menceritakan pengalamannya untuk lebih sehat. Mengkonsumsi lemak secukupnya, berolahraga teratur, dan memilih minyak goreng yang tepat. Sebagai penutup, Tian diminta untuk memberikan plakat kepada para pembicara.

Mau memasak yang sehat? Yuuk kunjungi www.resepsehat.com, ada banyak tips memasak sehat di sana.

Fanpage : http://www.facebook.com/SunCoIndonesia

12 comments

lingga permesti said...

salam kenal mba...aku jg datang di acara sunco ini

Rach Alida Bahaweres said...

Mba Maya, aku jadi semakin aware NIH dengan masakan rumah. Padahal dulu selalu ngerasa makanan rumah tuh paling aman

Nyi Penengah said...

saya setuju mba, kalau makanan rumah emang jauh lebih aman dan ajib untuk dinikmati. Apalagi dimasaknya dengan minyak goreng sunco, aman suratman :-D

Inna riana said...

berkat datang ke acara ini, jadi tahu makanan rumah yg sehat itu spt apa ya mba :)

lianny hendrawati said...

Wah sama, aku juga pakai sunco di rumah. Kadang kalo beli gorengan di luar, liat minyaknya itu cokelat, duh ngeriii.

akuibubahagia said...

Bulan depan jadi pengen ganti merk..

Mildaini said...

Aman dan hematnurutku dengan syarat dan ketentuan yang berlaku

Dian Ravi said...

Biar bagaimana pun yang bikin makanan aman atau engga, bukan persoalan jajan ato makanan rumah ya. Tapi bahan-bahan yang digunakan untuk masaknya.

Helenamantra said...

aku jadi kepikiran tiap mau pakai minyak goreng lho. Udah waktunya ganti apa belum

lendyagasshi said...

Aku pake Sun co.
Kerasa agak aneh memang...selain encer, warnanya juga bening.


Ternyata ini alasannya yaa..
Alhamdulillah,
Semoga aman karena masak di rumah dengan bahan-bahan alami.

Eni martini said...

Tadinya gonta ganti minyak goreng,srkarang make sunco terus jadinya

Okti Li said...

Beberapa hari ini banyak baca tulisan seputar minyak goreng yang baik dan sedikit nempel . Nambah info dan wawasan saya bahwa meski masak di rumah tapi kalau minyaknya tidak sehat lama2 bisa memicu terjadinya penyakit...

Serem juga ya