Belajar Bahasa Inggris Online bareng TBI Kuningan

Ga bisa dipungkiri, penguasaan Bahasa Inggris sudah jadi kebutuhan. Bahasa Inggris jadi bahasa percakapan internasional. Ke mana saja pergi, asal seminimalnya mahir bahasa Inggris, ga akan kebingungan soal komunikasinya.




Itu sebabnya saya begitu bersemangat ketika komunitas ISB menawarkan belajar bahasa Inggris secara online bersama The British Institute (TBI) Kuningan yang menggunakan kurikulum Cambridge.

Terus terang, ini adalah pengalaman pertama saya ikut kelas online yang benar-benar serius selama masa pandemi ini. Benar-benar serius? Iya, maksudnya ikut kelasnya ya persis kayak orang yang kursus beneran. Tadinya saya pikir cuma bakal dikasih kesempatan trial santai aja. Ternyata saya benar-benar merasakan belajar bener seperti ikut kelas berbayar. Cuma bedanya, saya belajarnya bukan di kelasnya TBI Kuningan, tapi di ruang tamu *ehh. Hahahah.

Ketika diumumkan terpilih ikut kelas, bayangan saya tuh belajarnya kayak anak sekolah yang masih basic gitu, ternyata, beda banget.

Sebelum memulai kelas, kami diminta mengisi data dan kuesioner awal. Tak lama, kami diberikan soal untuk dijawab. Katanya sih ini untuk melihat seberapa jauh penguasaan materi sebelumnya. Lucunya, saya ngisi soalnya kayak orang lagi menghadapi ujian sekolah, macam diburu waktu. Hahahaha. Ga tanggung tanggung pula jumlah soalnya, buanyak! Ada yang bisa tebak jumlahnya?

Tapi saya senang dapat soal-soal pretest ini, secara ga langsung menguji kejelian dan merefresh ingatan tentang Bahasa Inggris yang memang perlu dibenahi ini. Ya, siapa tahu kan dapat rejeki beasiswa bisa nerusin kuliah S3. Sayangnya saya ga tahu hasilnya seperti apa 😂.


Belajar Bahasa Inggris Online

Kami mendapat kesempatan 3 hari untuk mengikuti kelas online, Selasa, Rabu, dan Kamis. Waktunya mulai jam 13-15. Jam segini jam rawan ngantuk di bulan puasa, hahaha. 

Kelas online ini menggunakan Google Classroom untuk memberikan materi dan berdiskusi. Sesekali kelas juga menggunakan Zoom. Sayang, kendala jaringan membuat kelas Zoom ini jadi kurang efektif. Saya sendiri hanya bisa mengikuti kelas tanpa bisa berdialog karena ga ada mic. Kalau mau berbicara, saya hanya bisa menggunakan chat box. Yang suka bikin saya kesal saat ikut kelas online ini, saya selalu ketinggalan chat. Mungkin koneksi saya memang lemot. Bahasan diskusi sudah kemana, pas mau jawab, eh udah ganti topik, hahaha.




Hari pertama kelas, saya dan teman-teman satu kelompok, Vicky, Cilya, Dedy Huang, Taummy, Afifah, Liza Fathia, bersama Miss Sasa, salah satu teacher di TBI Kuningan yang pernah tinggal lama di New York.

Pelajaran hari pertama ini menyesuaikan dengan kebutuhan kami sebagai blogger. So, kami belajar creative writing. Bagaimana menulis blog dengan kreatif. Hal basic pertama yang diajarkan adalah bagaimana memilih judul. Semua penyampaian materi dan diskusi tentu saja dalam Bahasa Inggris. Ini yang menarik buat saya. 

Selama 3 hari mengikuti kelas, cara belajar Bahasa Inggris di TBI Kuningan ini sangat menarik untuk diikuti. Ini cara belajar yang saya sukai. Guru-guru yang berbeda tiap hari seperti sudah punya standar penyampaian materi. Mereka umumnya selalu membuka kelas dengan perkenalan diri, berusaha menyapa dan mengenal siswanya. Lalu, materi diberikan dengan melempar pertanyaan, memancing diskusi, memberikan apresiasi pada jawaban siswa, dst.

Pada hari kedua, kami dapat materi tentang cara menarik menuliskan review. Wuah, ini jadi insight baru buat saya dalam menulis blog. Sayangnya saya lupa save materinya, mudah-mudahan sih masih bisa diunduh. 

Pada hari ketiga, materinya lebih seru lagi, kami belajar cara menulis wisata. Wohoo, pas banget sama blog advencious ini yang banyak mengupas kuliner dan wisata.

Hal paling berkesan bagi saya selama 3 hari belajar bersama TBI Kuningan ini adalah kami selalu dirangsang untuk menulis, berdiskusi, maupun berbicara dalam bahasa Inggris. Ini secara tidak langsung membuat kami jadi mengeluarkan semua kemampuan. Jika ada yang kurang-kurang, baru dikoreksi.

Saya yang awalnya sempat merasa stress dan ketakutan dengan kemampuan bahasa Inggris sendiri, jadi pede aja nulis dan ngoceh. Sepertinya ini memang target utamanya, membuat peserta berani berbicara dan berdialog dalam Bahasa Inggris.

Selain dirangsang menulis dan berdiskusi dalam Bahasa Inggris, kami juga diberikan tugas-tugas setiap harinya. Ini yang saya sebut tadi, serasa belajar serius di kelas, dapat tugas dari dosen.

Alhamdulillah, walau cuma kelas singkat, saya berkesan banget sama kelas ini, jadi pengen belajar lagi. Mudah-mudahan ada rejeki, pengen banget meningkatkan skill biar bisa ambil Toeffl. Atau ya setidaknya bisa membuat saya lebih berani ngomong pakai Bahasa Inggris.

Nah, buat yang penasaran dengan The British Institute Kuningan ini, bisa baca selengkapnya di www.tbi.co.id atau kepoin sosial medianya TBI. TBI punya kelas offline alias classroom, online class, dan juga kelas campuran, alias blended class. Biasanya sih disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Selain ada di beberapa kota Jabodetabek, TBI juga ada di beberapa kota lain di Pulau Jawa, termasuk Malang.  

1 comment

Vicky Laurentina said...

Memang ada problem signifikan sih dengan sinyal teman-teman waktu itu. Saya sendiri juga merasakan bahwa instrukturnya sendiri sering mengalami perlambatan sinyal, terlihat dari lambannya respons yang terjadi atas jawaban saya ketika sedang dialog.

Tak apa-apa, ini memang terjadi di awal pandemi, saat semua orang sedang beradaptasi dengan sinyal masing-masing :)