Yang Unik di TWA Mangrove Jakarta

Yang Unik di TWA Mangrove Jakarta. Jangan bosan ya kalau saya menulis lagi tentang kawasan wisata yang terletak di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara ini. Masih ada banyak yang mau diceritakan tentang Mangrove Jakarta ini 😁. Btw, tulisan ini dan tulisan Mangrove sebelumnya adalah tulisan saya tahun 2015 yang ternyata mandeg di draft 😂.


Tentang kawasan wisata ini sudah pernah saya tulis sebelumnya Bagaimana Menuju Hutan Mangrove. Berhubung sudah pernah ditulis, kali ini saya hanya mau menambahkan beberapa hal yang belum terungkap di tulisan tersebut.

Cap dulu, biar sah sudah mampir ke sini :) (foto pribadi)

Sebelum akhirnya pergi, saya, Jeng Sri, mami Ica, Edib, dan Fitri sudah intens merencanakan sejak sebulan sebelumnya. Awalnya saya yang keisengan mencetuskan ide jalan-jalan ke TWA (Taman Wisata Alam) Mangrove, gara-gara dapat undangan food review di Pantai Indah Kapuk dan melewati area hutan ini. Kog kayaknya menarik banget. Jadi inget pernah lihat foto teman saat datang ke area wisata ini. Saya lempar  deh “kompor” ke grup, dan langsung heboh. Hahahaha, sukses!!

Kami pun merencanakan pergi bersama dan mulai menentukan waktu, menyesuaikan dengan waktu Edib yang berada di Jogja. Setelah fix, mulai berencana membuat kaos supaya seru kalau foto bareng, sayangnya mendekati hari H, kaos belum bisa digunakan.

Jeng Sri (JS) yang kebetulan punya mobil, Avanza, kami jadikan tumpuan untuk urusan transportasi *ga modal* ;).  Ehhhh, kog ya dasar ga rejeki, menjelang acara, mobilnya rusak dan harus masuk bengkel cukup lama.

Satu minggu sebelum waktu yang ditentukan, mobil udah dikembalikan, tapi JS masih belum puas, katanya sih masih ga enak. Akhirnya masuk bengkel lagi deh tuh mobil.

“Buuu, ini mobilnya ga ada masalah, baik-baik aja, udah kami cek semua. Kayaknya bukan masalah di mobilnya deh buu, mungkin ibu butuh mobil baru”

Huahahaha, saya tahu persis, JS emang pengen banget ganti mobil, jadi kalau si abang bengkel bilang begitu, pas banget. Tahu aja gitu kemauan si empunya mobil.

Akhirnya, karena mobil belum selesai, siang itu kami pun berangkat menggunakan taksi. Dari Citos kami cuma butuh waktu tak sampai 1 jam untuk sampai di lokasi. Bahagia banget ketika sampai dan menemukan harga tiket yang cuma 25rb/orang. 

Mulai lah kami menelusuri tiap sudut hutan Bakau milik Pemda DKI ini sambil bercanda dan foto-foto. Menikmati kehijauan dedaunan dan rindangnya pepohonan. 


Ssttt, dilarang bawa kamera professional atau DSLR ke dalam kawasan ini. Kalau pun maksa mau di bawa ke dalam, harus bayar 1juta!! Glek kan? Cuma boleh bawa kamera hp ajah!!


Banyak yang sibuk foto-foto di spot ini (foto pribadi)

Sayang aja masih banyak yang kurang mencintai lingkungan. Cuma senang wisatanya aja, tapi buang sampahnya sembarangan!! *gemeeess. Masih banyak sampah berserakan. Padahal, tempat sampah tersedia cukup banyak. Pengelola dibantu beberapa perusahaan sponsor cukup tanggap menempatkan tong sampah di berbagai sudut.

Di Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove terdapat banyak hal yang bisa dinikmati, mulai area hutan Mangrovenya sendiri, area laut atau pantai, area penginapan atau pondok yang bentuknya unik, area camping, area pembibitan, hingga area pemantauan burung.

Area penanaman bibit Mangrove (foto pribadi)

Sayangnya kami tak melihat kumpulan burung, jadi, walau sudah menaiki menara pemantauan, sejauh mata memandang cuma ada rimbunan pohon Bakau (Mangrove) saja. Kabarnya, jika ingin melihat burung beterbangan, datang lah di sore hari sekitar pukul 5. Sementara kami datang di siang hari. Mungkin burung-burungnya kepanasan kali yaa, jadi aja pada ngumpet *ehhh.


Ngintipin dari sini, ga ada satu pun burung yang beterbangan (foto pribadi)

Oh ya, di kawasan ini juga disediakan speed boat (bener ga nih nulisnya?) yang bisa disewa untuk keliling kawasan hutan melalui jalur laut. Jadi semacam wisata air gitu lah. Keren kan? Cukup murah kog. Boat yang bisa memuat 6 orang, harga sewanya hanya 300rb. Ada juga perahu dayung dan kano yang bisa disewa dengan harga 100rb.


Jajaran speed boat yang bisa disewa (foto pribadi)

Ada juga kamar maupun bungalow yang bisa dijadikan tempat menginap. Ada area perkemahannya juga plus area api unggun. Kayaknya banyak digunakan pasukan pramuka kali ya? Hahahaha.


Area penginapan untuk kapasitas banyak (foto pribadi)

Kalau ingin merasakan sensasi menginap di atas air dengan bentuk bangunan yang unik, bisa mencoba penginapan yang satu ini


Lucu yaaa bentuk bangunannya (foto pribadi

Deretan penginapan diambil dari sisi lain (foto pribadi)

Lelah berjalan menyusuri jalan setapak yang dinaungi jajaran pohon Bakau, kami beristirahat sejenak di bawah pohon-pohon. Mulai lah kembali chit chat iseng hingga kembali tercetus obrolan tentang mobil JS yang belum beres.

“Ya udah lah Jeng, kayaknya emang udah waktunya tuh beli mobil baru”

"Iya nih, lagi ngajuin proposal ke suami, mudah-mudahan segera disetujui"

Hahahaha, JS emang ngarep banget punya mobil baru.

Puas menyusuri kawasan Mangrove Jakarta, kami semua mulai kelaparan dan memutuskan untuk pulang. Kami berjalan kaki keluar dari kawasan wisata dan mencari tempat makan di seputar Pantai Indah Kapuk. Menurut JS, kuliner di daerah ini enak-enak. Petualangan kami hari itu diakhiri makan siang menjelang sore :). 

Jalan kaki mau cari makan :) (foto pribadi)

Lelah berjalan menyusuri hutan tak membuat kami kapok, rasa senang menikmati pemandangan indah bersama-sama mengalahkan rasa pegal yang kami rasakan. Kami pulang dengan membawa banyak kenangan yang tak habis untuk diceritakan :)

MS 2015

No comments